Senin, Februari 12, 2018

Cerita dari Susur Ciliwung di Katulampa

Share & Comment
Penulis: Suparno Jumar 
Tim Susur Ciliwung - Katulampa


Rasa penasaran hinggap lama. Tidak hanya dalam perjalanan saja. Tapi rasa penasaran ini ternyata mengundang beberapa teman-teman relawan dari Jakarta,  Bekasi dan Depok. Ada apa dengan aliran Ciliwung dari Katulampa hingga Bantar Kemang,  Bogor Timur, Kota Bogor. 

Alhasil. Kami di Komunitas Peduli Ciliwung Bogor merencanakan ekspedisi kecil. Rute didiskusikan dan disepakati. Akhirnya relawan desain flyer membuatnya. Flyer ini biasa kami buat sebagai media komunikasi via sosial media untuk relawan yang ingin bergabung. Semua tanpa kertas. Paperless! 
...
Seperti biasa. Respon relawan yang akan ikutan Susuri Ciliwung banyak. Bagiku, Susuri Ciliwung adalah hiburan tersendiri. Kenapa?  Karena di sana  saya dapat melihat langsung keelokan atau pemandangan lain secara langsung. Saya dapat gambaran utuh tanpa bingkai.

Benar saja. Setelah berjalan kaki sekira 15 menit dari Pos Pantau Katulampa,  tim kecil berjumlah sekitar 25 orang memasuki gerbang Komplek Pemukimam Griya Katulampa. Komplek pemukiman ini relatif nyaman. Fasilitas jalan cukup dengan udara sekitar segar.  Pada sisi jalan lain, fasilitas TPS cukup besar. Bahkan bagi saya cukup wah. TPS dengan bangunan beratap dan berpagar. Rapi. Bukan seperti 'rumah' sementara bagi sampah. 

Tak lama kemudian, tim jumpai jembatan yang hanya bisa dilewati maksimal satu sepeda motor. Jembatan ini menghubungkan Tajur -Katulampa dan sebaliknya. Dari atas jembatan, kami dapat menikmati keelokan lanskap Ciliwung. Batuan cadas terbelah dengan aliran Ciliwung. Rumput, alang-alang dan tanaman perdu di sekitarnya menambah syahdu.

Beberapa menit perjalanan selanjutnya kami melewati pemukiman padat. Tak seperti Griya Katulampa. Jalanan tidak lebar. Bila ada sepeda motor kami harus 'mepet'. Persis seperti gang pemukiman padat ibukota. 

Deretan pemukiman memanjang tepat dibibir sungai. Puluhan pralon 'kanon'pembuangan lewat pipa pralon langsung menyerang Ciliwung. Begitu juga segala jenis rumah tangga. Sampah bertebaran tiada kendali. Padahal, alam sekitarnya sangat indah. Ciliwung dengan batuan cadas. Alirannya kadang berkelok dan menyempit.

Ekspedisi pendek ini klimaks pada satu titik pembuangan sampah. Lokasinya berada di bibir sungai dari arah Tajur. Entah sudah berapa lama berlangsung. Entah berapa ton sampah yang berguguran dan terbawa arus ke tengah dan hilir Ciliwung. Kami bergidik menemui kenyataan ini. Salah satu warga yang berada tepat diseberang pembuangan sampah sangat berharap. Titik pembuangan sampah tidak ada lagi di sepanjang sungai. 
'Kami sudah lapor ke Lurah Tajur, Kecamatan Bogor Timur. Setelah dilaporkan, aktifitas pembuangan berhenti. Namun kini kambuh lagi'. 

Melihat fakta ini,  saya dan teman-teman berkesimpulan. Persoalan ini dapat menjadi pemicu konflik horizontal antar wilayah. 

Ayo... Selesaikan persoalan sampah di Ciliwung bersama-sama. Pepatah lama masih relevan di jaman now. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Gotong Royong antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.
Tags: ,

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

0 Komentar:

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com